Kamis, 02 November 2017

KOMUNIKASI


PENGERTIAN
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

POLA DAN PROSES KOMUNIKASI

1.      Pola Komunikasi
Istilah pola  komunikasi biasa  disebujuga  sebagai model tetapi maksudnya sama,  yaitsystem yanterdiri atas  berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan  keadaan masyarakat.
Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu set peraturan) yang biasa  di  pakai  untuk membuat  atauntuk  menghasilkasuatatau  bagian dari  sesuatu khususny jika   yang   di timbulkan  cukup   mencapai  suatu sejenis      untuk      pola      dasar      yang      dapat      di      tunjukan      atau terlihat.
Menurut Effendy,  1989:32 Pola Komunikasi terdiri atas 3 macam yaitu :
1) Pola Komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan darKomunikator kepada   Komunika bai menggunakan   medi maupun tanpa media, tampa ada umpan balik dari Komunikan dalamhal ini Komunikan  bertindak sebagai pendengar saja.
2)  Pol Komunikas du ara ata timbal bali (Tw wa traffic aommunication yait Komunikator   da Komunika menjadi   saling tukar fungsi  dalam  menjalani  fungsmereka,  Komunikator  pada  tahap pertama   menjadi    komunikan    dan    pada    tahap    berikutnya    saling bergantian  fungsi. Namun  pada  hakekatnya  yang  memulai  percakapan adala komunikator  utama,    komunikator   utam mempunya tujuan tertentu  melalui  proses Komunikastersebut,  Prosesnya  dialogis,  serta umpan balik terjadi secara langsung.  (Siahaan,  1991)
3) Pola  Komunikasi multi arah yaitu Proses komunikasi terjadi dalam satu kelompokyang  lebih  banyak  di  mana  Komunikator  dan  Komunikan akan saling  bertukar pikiran secara dialogis.
2.      PROSES KOMUNIKSI
a)      Sumber(source)
Proses  komunikasi  berawal  darsumber  (source)atau  pengirim  pesan, yait diman gagasa ata ide   yan kemudia akan   disampaikan kepada penerima pesan. Dan sumber dari pesan tersebut berasal disebut dengan komunikator.
b)     Pesan(Message)
Pesan merupakan isi atau apa yang ingin sumber sampaikan kepada penerima. Saat seseorang berbicara maka kata-kata yang diucapkan merupakan  pesan.   Pesan  memiliki wujud  yang  dapat  dirasakan  atau diterima  oleh indera.
c)      Media
Medi yan dimaksud    disin adala ala yan digunaka untuk memindahkan  pesan dari sumber kepada penerima.
d)     Penerima(Receiver)
Penerima atau Receiver atau dapat pula disebut audiens adalah sasaran atau   target  dari  pesan Penerima  dapat  berupa  satu  individu,   satu kelompok, satu lembaga atau masyarakat yang diharapkan mengalami perubahan  setelah  menerima  suatu pesan.Penerima  pesan  ini  disebut pula dengan komunikan.
e)      Pengaruh
Pengaruh   atau   efe adalah   perbedaan   antar apa  yang  dipikirkan, dirasakan,  dan   dilakukan  penerim sebelum  dan  sesudah  menerima pesan.
3.      SALURAN KOMUNIKASI FORMAL
ü  Komunikasi formal adalah proses komunikasi yang memanfaatkan saluran saluran formal dalam organisasi.
ü  Saluran formal disebut pula saluran birokrasi
ü  Komunikasi formal disebut juga komunikasi resmi
ü  Arus komunikasi kebawah lebih banyak dari pada ke atas
ü  Cara penyampaian pesan lebih banyak tertulis ataupun dalam rapat resmi.


4.      HAMBATAN KOMUNIKASI
Secara garis besar, terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu :
1)      Hambatan Personal
Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap, emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
2)      Hambatan Kultural atau Budaya
Komunikasi yang kita lakukan dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang berbeda mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai, kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
3)      Hambatan Fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
4)      Hambatan Lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu.
5.      PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Ada dua cara untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu :
1)      Kebutuhan akan komunikasi yang efektif
Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu kesadaran akan kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik. Dijaman modern ini komunikasi merupakan subjek penting, maka perusahaan-perusahaan besar biasanya menggunakan ahli komunikasi untuk membantu memecahkan masalah-masalah komunikasi internal. Komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi. Dalam hal ini para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen partisi-pasif dan komunikasi tatap muka merupakan cara baik meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.
2)      Komunikator yang lebih efektif
Untuk dapat menjadi komunikator yang lebih efektif harus memberikan latihan-latihan dalam bentuk penulisan maupun penyampaian berita secara lisan dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan bahasa yang baik dan benar, pengutaraan yang tepat dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita. Salah satu alat yang digunakan adalah Active listening yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan manajemen para manajer, sebagai dasar peralatan ini adalah penggunaan reflective statements (pernyataan balik) oleh para pendengar.
The American Management Association (AMA) menyusun sepuluh pedoman efektivitas komunikasi organisasi, yaitu :
1)     Cobalah menjernihkan gagasan anda sebelum berkomunikasi.
2)     Telitilah kegunaan sebenarnya dari setiap komunikasi.
3) Pertimbangkan situasi manusia dan fisik secara keseluruhan bilamana anda berkomunikasi.
4)     Berkonsultasi dengan orang lain, bila perlu dalam merencanakan komunikasi.
5)     Berhati-hatilah ketika anda berkomunikasi, mengenai nada maupun isi pokok dari pesan anda.
6) Ambilah kesempatan bila muncul untuk menyampaikan sesuatu yang dapat membantu atau bernilai bagi penerima.
7)     Lakukan tindak lanjut komunikasi anda.
8)     Berkomunikasi untuk hari esok sebaik hari ini.
9)     Pastikan bahwa tindakan anda mendukung komunikasi anda.
10) Berusahalah bukan saja untuk dimengerti tetapi juga untuk mengerti serta jadilah pendengar yang baik.
6.      STUDI KASUS
PT Sumber Daya Sentosa , bergerak dalam bidang otomotif, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. Mulai dari derajat dan lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.
Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi danpemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Penjelasan kasus :
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan antara individu akan sering terjadi. Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah karena masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga cara mengatasimasalah dalam perusahaan harus benar-benar dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo. Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara:
1)   Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2) Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.
Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yangkurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.

0 comments:

Posting Komentar