PENGERTIAN
Komunikasi adalah
"suatu proses dalam
mana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi,
dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau
verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak
ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa
nonverbal.
POLA DAN PROSES KOMUNIKASI
1.
Pola Komunikasi
Istilah
pola komunikasi biasa disebut juga
sebagai model tetapi maksudnya sama, yaitu system yang terdiri atas berbagai komponen yang berhubungan
satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan keadaan
masyarakat.
Pola adalah bentuk atau model (atau, lebih abstrak, suatu
set peraturan) yang biasa
di
pakai
untuk membuat
atau untuk menghasilkan suatu atau bagian
dari
sesuatu, khususnya
jika
yang di timbulkan
cukup
mencapai suatu sejenis
untuk pola dasar yang dapat
di
tunjukan atau
terlihat.
Menurut
Effendy, 1989:32 Pola Komunikasi terdiri atas 3 macam yaitu :
1) Pola Komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari Komunikator kepada Komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tampa ada umpan balik dari Komunikan dalamhal ini Komunikan bertindak sebagai pendengar saja.
2) Pola Komunikasi dua arah atau timbale balik (Two way traffic aommunication) yaitu Komunikator
dan Komunikan menjadi saling tukar
fungsi dalam
menjalani
fungsi mereka, Komunikator pada
tahap
pertama
menjadi komunikan dan pada
tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun pada
hakekatnya
yang memulai percakapan adalah komunikator
utama, komunikator utama mempunyai tujuan tertentu
melalui proses
Komunikasi tersebut,
Prosesnya
dialogis,
serta
umpan balik terjadi secara langsung.
(Siahaan,
1991)
3) Pola Komunikasi multi arah yaitu Proses komunikasi terjadi dalam satu kelompokyang lebih
banyak di mana
Komunikator
dan Komunikan
akan
saling
bertukar pikiran secara dialogis.
2.
PROSES
KOMUNIKSI
a) Sumber(source)
Proses komunikasi
berawal dari sumber (source)atau pengirim pesan, yaitu dimana gagasan atau ide yang kemudian akan
disampaikan
kepada penerima pesan. Dan sumber dari
pesan tersebut berasal disebut dengan komunikator.
b) Pesan(Message)
Pesan merupakan isi atau apa yang
ingin sumber sampaikan
kepada
penerima. Saat seseorang berbicara maka kata-kata yang
diucapkan
merupakan
pesan. Pesan memiliki
wujud
yang dapat dirasakan atau
diterima oleh indera.
c) Media
Media yang dimaksud
disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
d) Penerima(Receiver)
Penerima atau Receiver atau dapat pula disebut audiens adalah sasaran atau target dari pesan. Penerima dapat berupa
satu individu,
satu kelompok, satu lembaga atau masyarakat yang diharapkan mengalami
perubahan
setelah
menerima
suatu
pesan.Penerima
pesan ini disebut pula dengan komunikan.
e) Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan
antara apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan penerima sebelum
dan sesudah
menerima
pesan.
3.
SALURAN
KOMUNIKASI FORMAL
ü
Komunikasi
formal adalah proses komunikasi yang memanfaatkan saluran saluran formal
dalam organisasi.
ü
Saluran
formal disebut pula saluran birokrasi
ü
Komunikasi
formal disebut juga komunikasi resmi
ü
Arus
komunikasi kebawah lebih banyak dari pada ke atas
ü
Cara
penyampaian pesan lebih banyak tertulis ataupun dalam rapat resmi.
4.
HAMBATAN KOMUNIKASI
Secara garis besar,
terdapat 4 (empat) jenis hambatan komunikasi yaitu :
1) Hambatan Personal
Hambatan personal merupakan
hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi, baik komunikator maupun
komunikan/komunikate. Hambatan personal dalam komunikasi meliputi sikap,
emosi, stereotyping, prasangka, bias, dan lain-lain.
2)
Hambatan
Kultural atau Budaya
Komunikasi yang kita lakukan
dengan orang yang memiliki kebudayaan dan latar belakang yang berbeda
mengandung arti bahwa kita harus memahami perbedaan dalam hal nilai-nilai,
kepercayaan, dan sikap yang dipegang oleh orang lain.
Hambatan kultural atau budaya
mencakup bahasa, kepercayan dan keyakinan. Hambatan bahasa terjadi ketika orang
yang berkomunikasi tidak menggunakan bahasa yang sama, atau tidak memiliki
tingkat kemampuan berbahasa yang sama.
Hambatan juga dapat terjadi
ketika kita menggunakan tingkat berbahasa yang tidak sesuai atau ketika kita
menggunakan jargon atau bahasa “slang” atau “prokem” atau “alay” yang tidak
dipahami oleh satu atau lebih orang yang diajak berkomunikasi.
Hal lain yang turut
memberikan kontribusi terjadinya hambatan bahasa adalah situasi dimana
percakapan terjadi dan bidang pengalaman ataupun kerangka referensi yang
dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal yang menjadi topik pembicaraan.
3)
Hambatan
Fisik
Beberapa gangguan fisik dapat
mempengaruhi efektivitas komunikasi. Hambatan fisik komunikasi mencakup
panggilan telepon, jarak antar individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada
umumnya dapat diatasi.
4)
Hambatan
Lingkungan
Tidak semua hambatan
komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai peserta komunikasi. Terdapat
beberapa faktor lingkungan yang turut mempengaruhi proses komunikasi yang
efektif. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang
dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana
komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat
kenyamanan, gangguan, serta waktu.
5.
PENINGKATAN
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI
Ada dua cara untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu :
1) Kebutuhan
akan komunikasi yang efektif
Untuk mencapai
komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu kesadaran akan kebutuhan
komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik. Dijaman modern ini
komunikasi merupakan subjek penting, maka perusahaan-perusahaan besar biasanya
menggunakan ahli komunikasi untuk membantu memecahkan masalah-masalah
komunikasi internal. Komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses
komunikasi berjalan lebih efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang
komunikatif dalam organisasi. Dalam hal ini para manajer harus aktif.
Penggunaan manajemen partisi-pasif dan komunikasi tatap muka merupakan cara
baik meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.
2) Komunikator
yang lebih efektif
Untuk dapat menjadi
komunikator yang lebih efektif harus memberikan latihan-latihan dalam bentuk
penulisan maupun penyampaian berita secara lisan dengan maksud untuk
meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan bahasa yang baik dan
benar, pengutaraan yang tepat dan kepekaan terhadap latar belakang penerima
berita. Salah satu alat yang digunakan adalah Active listening yang digunakan
untuk mengembangkan keterampilan manajemen para manajer, sebagai dasar
peralatan ini adalah penggunaan reflective statements (pernyataan balik) oleh
para pendengar.
The
American Management Association (AMA) menyusun sepuluh pedoman efektivitas
komunikasi organisasi, yaitu :
1) Cobalah menjernihkan gagasan anda
sebelum berkomunikasi.
2) Telitilah kegunaan sebenarnya dari
setiap komunikasi.
3) Pertimbangkan situasi manusia dan fisik
secara keseluruhan bilamana anda berkomunikasi.
4) Berkonsultasi dengan orang lain, bila
perlu dalam merencanakan komunikasi.
5) Berhati-hatilah ketika anda
berkomunikasi, mengenai nada maupun isi pokok dari pesan anda.
6) Ambilah kesempatan bila muncul untuk
menyampaikan sesuatu yang dapat membantu atau bernilai bagi penerima.
7) Lakukan tindak lanjut komunikasi anda.
8) Berkomunikasi untuk hari esok sebaik
hari ini.
9) Pastikan bahwa tindakan anda mendukung
komunikasi anda.
10) Berusahalah bukan saja untuk dimengerti
tetapi juga untuk mengerti serta jadilah pendengar yang baik.
6.
STUDI
KASUS
PT Sumber Daya Sentosa , bergerak dalam bidang
otomotif, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan.
Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya
miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya
perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah
kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para
karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh
pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan
mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran
yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun pasti
pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari
tingkat individu, kelompok, sampai unit. Mulai dari derajat dan lingkup permasalahan yang
kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut
tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti
beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.
Contoh lainnya
dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan
dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari
di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk
demonstrasi danpemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya
kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan
hak asasi manusia karyawan.
Penjelasan kasus :
Didalam hubungan komunikasi di
suatu lingkungan kerja atau perusahaan antara individu akan sering
terjadi. Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah karena
masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga
cara mengatasimasalah dalam perusahaan harus benar-benar
dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang
timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau
karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus
di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena
jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo. Sehingga untuk mensiasati
masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara:
1) Membentuk
suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan
pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2) Buat komunikasi dua arah antara atasan
dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat
rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan
mengurangi masalah di lapangan.
Beri pelatihan dalam hal
komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan
pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi
dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi Biasanya masalah timbul
karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan.
Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yangkurang baik, dan
temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk
meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus
di perhatikan.